Kamis, 29 September 2011

jelaskan manfaat bagi perusahaan dengan menetapkan etika bisnis

Etika adalah :

Etika adalah cara bersikap dan bertindak benar. Sikap dan Tindakan yang dilakukan berulang-ulang akan menjadi kebiasaan dan selanjutnya membentuk KULTUR.
Upaya mendorong dan membangun etika dan kultur yang sehat di dalam bisnis akan membentuk iklim bisnis yang kondusif Kultur adalah :
Kultur (perusahaan) adalah perbuatan, kebiasaan dan disiplin kerja yang dilakukan manusia dalam satu organisasi perusahaan yang sehari-hari dilihat, dirasakan dan memberikan kesan kepada pihak luar jika mereka berhubungan dengan (orang-orang dalam) perusahaan tersebut. Kultur dibangun dan terbentuk dari paradigma dan tata-nilai yang dianut oleh pelaku bisnis dalam perusahaan tersebut. Tata-nilai tersebut (amat) mempengaruhi moralitas dan etika bisnis pelakunya
Etika Bisnis adalah :

• Suatu tatanan tentang standar moral dan cara mengimplimentasikannya dalam suatu organisasi bisnis dan orang-orang yang bekerja dalam organisasi itu.
• Acuan dan referensi bagi perusahaan dan karyawan dalam melaksanakan bisnis sehari-hari (mengajukan, memutuskan, dan mememecahkan masalah) yang bias membedakan antara yang benar dan yang salah.
• Penerapan etika bisnis. Ini merupakan penerapan dari pemahaman mengenai berbagai hal yang baik dan benar dalam perusahaan meliputi aktivitas, teknologi, transaksi dalam rangka pencapaian usaha perusahaan.

Prinsip dasar dalam membangun etika bisnis adalah adanya dua hal yaitu tata nilai yang dijunjung tinggi meliputi:

• Dapat dipercaya (trustworthy)

• Keadilan

• Integritas (integrity)

• Kejujuran (honesty)
dan ketaatan terhadap peraturan dan perundang-undangan berlaku. Dengan dua hal tersebut sebagai sumber nilai dasar, maka manajemen menerapkan tata kelola yang baik (good corporate governance) dalam operasional perusahaan sehari-hari secara konsisten. Untuk mencapai keberhasilan tujuan perusahaan dalam jangka panjang, maka penerapan good corporate governance harus dilandasi oleh integritas yang tinggi dari semua yang terlibat di dalam organisasi mulai dari level yang tertinggi sampai dengan yang terendah. Oleh karena itu, diperlukan pedoman perilaku yang dapat menjadi acuan dalam menerapkan nilai-nilai dan etika bisnis sehingga menjadi bagian dari budaya perusahaan.

Tiga prinsip dasar harus dimiliki perusahaan yaitu:

1 Nilai-nilai perusahaan.
Nilai-nilai perusahaan menggambarkan sikap moral perusahaan dalam melaksanakan bisnis. Nilai-nilai perusahaan itu tercermin dalam visi dan misi perusahaan. Dalam perumusan visi dan misi itu perlu memperhatikan dan menyesuaikan dengan sektor dan karakter usaha serta letak geografis perusahaan. Sumber nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai nilai-nilai perusahan adalah yang bersifat universal yaitu
- terpercaya
- adil
- jujur.
• Etikabisnis.
Etika bisnis adalah acuan bagi perusahaan dalam melakukan kegiatan usaha dan berinteraksi dengan pemangku kepentingan. Etika bisnis harus dijabarkan ke dalam bentuk pedoman perilaku sehingga setiap orang dari semua level organisasi di dalam perusahaan mengerti dan memahami dan secara konsisten dan terus menerus melaksanakan bisnis secara beretika, dengan didasari pedoman perilaku yang telah ditetapkan di dalam perusahaan. Dengan demikian, apabila pelaksanaan etika bisnis dilakukan secara berkesinambungan, maka akan membentuk budaya perusahaan yang merupakan manifestasi dari nilai-nilai perusahaan.•

1. Pedoman perilaku.Penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam bentuk pedoman perilaku, sebagai acuan dalam melakukan usaha mencakup:

2. Benturan kepentingan Bila terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, pengurus perusahaan, serta karyawan, maka :

- Harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi.

- Dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi.

- Harus diambil keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan.
- Keputusan (RUPS) dalam hal ada pemegang saham yang memiliki benturan kepentingan.

- Pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan dan telah melaksanakan pedoman perilaku.

• Pemberian dan penerimaan hadiah.

Setiap anggota organ perusahaan serta karyawan :

- Dilarang memberikan, menawarkan, atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

- Membuat pernyataan tidak memberikan dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.

Donasi atau pemberian aset kepada partai politik atau calon anggota badan legislatif maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan, donasi untuk amal dapat dibenarkan.

• Kepatuhan terhadap peraturan

- Anggota organisasi perusahaan dan karyawan harus melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan.

- Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan.

- Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

• Kerahasiaan informasi Anggota organ perusahaan dan pemegang saham serta karyawan:
- Harus menjaga kerahasiaan informasi sesuai dengan peraturan dan kelaziman.
- Dilarang menyalahgunakan informasi, termasuk rencana akusisi, merger, dan

buy back saham.. Mantan anggota organisasi perusahaan dan karyawan serta bekas pemegang saham, dilarang mengungkapkan informasi rahasia, kecuali diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan, atau tidak lagi menjadi rahasia perusahaan .
• Pelaporan atas pelanggaran dan perlindungan saksi
- Dewan Komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang pelanggaran terhadap etika bisnis, pedoman perilaku, dan peraturan-peraturan diproses secara wajar dan tepat waktu.
- Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap individu yang melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis, pedoman perilaku, dan peraturan-peraturan. Pelaksanaannya dapat dilakukan oleh komite yang bertugas untuk itu. Dalam melaksanakan etika bisnis yang terus dikembangkan melibatkan karyawan untuk memikul tanggung jawab dan peran pemimpin perusahaan. Tanggung jawab karyawan adalah :
• Mentaati ketentuan perundang-undangan dan peraturan intern perusahaan

• Melindungi harta (aset) perusahaan

• Mendahulukan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadi
• Adil dan saling menghormati baik dengan sesama pegawai maupun dengan stakeholders perusahaan.

• Menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran • Bekerja sama dengan baik (internal relationship)

Sedangkan peran pemimpin perusahaan adalah:
Membuat aparat perusahaan mengetahui dan menyadari adanya etika bisnis dengan:
• Memberikan penjelasan dan mengingatkan alasan dan suasana diperlukannya etika bisnis

• Membuat semua aparat perusahaan mengerti makna etika bisnis
• Membuat semua aparat menyadari konsekuensi dari dilaksanakannya atau tidak dilaksanakannya etika bisnis. Apabila semua lapisan di dalam organisasi telah melaksanakan etika bisnis maka akan diperoleh manfaat antara lain :
• Menunjang profesionalisme dan keberhasilan perusahaan secara jangka panjang (reputasi dan kredibilitas)

• Sebagai acuan dan panduan dalam melakukan bisnis dengan benar (mengatasi konflik kepentingan, menjaga aset perusahaan, menghindari penggunaan waktu untuk pribadi)

• Menghindari terjadinya tindakan-tindakan tidak etis dalam perusahaan karena biaya yang diperlukan untuk memperbaiki sangat mahal
• Untuk memenangkan persaingan dalam kondisi perobahan yang sangat cepat dan persaingan yang semakin ketat.

jelaskan makna pokok dari etika bisnis

Etika sebagai praktis berarti : nilai-nilai dan norma-norma moral sejauh dipraktikan atau justru tidak dipraktikan, walaupun seharusnya dipraktikkan. Etika sebagai refleksi adalah pemikiran moral. Dalam etika sebagai refleksi kita berfikir tentang apa yang dilakukan dan khususnya tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Secara filosofi etika memiliki arti yang luas sebagai pengkajian moralitas. Terdapat tiga bidang dengan fungsi dan perwujudannya yaitu etika deskriptif (descriptive ethics), dalam konteks ini secara normatif menjelaskan pengalaman moral secara deskriptif berusaha untuk mengetahui motivasi, kemauan dan tujuan sesuatu tindakan dalam tingkah laku manusia. Kedua, etika normatif (normative ethics), yang berusaha menjelaskan mengapa manusia bertindak seperti yang mereka lakukan, dan apakah prinsip-prinsip dari kehidupan manusia. Ketiga, metaetika (metaethics), yang berusaha untuk memberikan arti istilah dan bahasa yang dipakai dalam pembicaraan etika, serta cara berfikir yang dipakai untuk membenarkan pernyataan-pernyataan etika. Matematika mempertanyakan makna yang dikandung oleh istilah-istilah kesusilaan yang dipakai untuk membuat tanggapan-tanggapan kesusilaan (Bambang Rudito dan Melia Famiola: 2007)

Apa yang mendasari para pengambil keputusan yang berperan untuk pengambilan keputusan yang tak pantas dalam bekerja? Para manajer menunjuk pada tingkah laku dari atasan-atasan mereka dan sifat alami kebijakan organisasi mengenai pelanggaran etika atau moral. Karenanya kita berasumsi bahwa suatu organisasi etis, merasa terikat dan dapat mendirikan beberapa struktur yang memeriksa prosedur untuk mendorong oraganisasi ke arah etika dan moral bisnis. Organisasi memiliki kode-kode sebagai alat etika perusahaan secara umum. Tetapi timbul pertanyaan: dapatkah suatu organisasi mendorong tingkah laku etis pada pihak manajerial-manajerial pembuat keputusan? (Laura Pincus hartman:1998)Alasan mengejar keuntungan, atau lebih tepat, keuntungan adalah hal pokok bagi kelangsungan bisnis merupakan alasan utama bagi setiap perusahaan untuk berprilakutidak etis. Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk, bahkan secara moral keuntungan merupakan hal yang baik dan diterima. Karena pertama, secara moral keuntungan memungkinkan perusahaan bertahan (survive) dalam kegiatan bisnisnya.Kedua, tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan modalnya, dan karena itu berarti tidak akan terjadi aktivitas ekonomi yang produktif dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Ketiga, keuntungan tidak hanya memungkinkan perusahaan survive melainkan dapat menghidupi karyawannya ke arah tingkat hidup yang lebih baik. Keuntungan dapat dipergunakan sebagai pengembangan (expansi) perusahaan sehingga hal ini akan membuka lapangan kerja baru.

Dalam mitos bisnis amoral diatas sering dibayangkan bisnis sebagai sebuah medan pertempuran. Terjun ke dunia bisnis berarti siap untuk betempur habis-habisan dengan sasaran akhir yakni meraih keuntungan, bahkan keuntungan sebesar-besarnya secara konstan. Ini lebih berlaku lagi dalam bisnis global yang mengandalkan persaingan ketat. Pertanyaan yang harus dijawab adalah, apakah tujuan keuntungan yang dipertaruhkan dalam bisnis itu bertentangan dengan etika? Atau sebaliknya apakah etika bertentangan dengan tujuan bisnis mencari keuntungan? Masih relevankah kita bicara mengenai etika bagi bisnis yang memiliki sasaran akhir memperoleh keuntungan?

Dalam mitos bisnis modern para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Mereka memiliki keterampilan dan keahlian bisnis melebihi orang kebanyakan, ia harus mampu untuk memperlihatkan kinerja yang berada diatas rata-rata kinerja pelaku bisnis amatir. Yang menarik kinerja ini tidak hanya menyangkut aspek bisnis, manajerial, dan organisasi teknis semata melainkan juga menyangkut aspek etis. Kinerja yang menjadi prasarat keberhasilan bisnis juga menyangkut komitmen moral, integritas moral, disiplin, loyalitas, kesatuan visi moral, pelayanan, sikap mengutamakan mutu, penghargaan terhadap hak dan kepentingan pihak-pihak terkait yang berkepentingan (stakeholders), yang lama kelamaan akan berkembang menjadi sebuah etos bisnis dalam sebuah perusahaan. Perilaku Rasulullah SAW yang jujur transparan dan pemurah dalam melakukan praktik bisnis merupakan kunci keberhasilannya mengelola bisnis Khodijah ra, merupakan contoh kongkrit tentang moral dan etika dalam bisnis.Dalam teori Kontrak Sosial membagi tiga aktivitas bisnis yang terintegrasi. Pertama adalah Hypernorms yang berlaku secara universal yakni ; kebebasan pribadi, keamanan fisik & kesejahteraan, partisipasi politik, persetujuan yang diinformasikan, kepemilikan atas harta, hak-hak untuk penghidupan, martabat yang sama atas masing-masing orang/manusia.
Kedua, Kontrak Sosial Makro, landasan dasar global adalah; ruang kosong untuk muatan moral, persetujuan cuma-cuma dan hak-hak untuk diberi jalan keluar, kompatibel dengan hypernorms, prioritas terhadap aturan main. Ketiga, Kontrak Sosial Mikro, sebagai landasan dasar komunitas; tidak berdusta dalam melakukan negosiasi-negosiasi, menghormati semua kontrak, memberi kesempatan dalam merekrut pegawai bagi penduduk lokal, memberi preferensi kontrak para penyalur lokal, menyediakan tempat kerja yang aman (David J. Frizsche: 1997)Dalam semua hubungan, kepercayaan adalah unsur dasar. Kepercayaan diciptakan dari kejujuran. Kejujuran adalah satu kualitas yang paling sulit dari karakter untuk dicapai didalam bisnis, keluarga, atau dimanapun gelanggang tempat orang-orang berminat untuk melakukan persaingan dengan pihak-pihak lain. Selagi kita muda kita diajarkan, di dalam tiap-tiap kasus ada kebajikan atau hikmah yang terbaik. Kebanyakan dari kita didalam bisnis mempunyai satu misi yang terkait dengan rencana-rencana. Kita mengarahkan energi dan sumber daya kita ke arah tujuan keberhasilan misi kita yang kita kembangkan sepanjang perjanjian-perjanjian. Para pemberi kerja tergantung pada karyawan, para pelanggan tergantung pada para penyalur, bank-bank tergantung pada peminjam dan pada setiap pelaku atau para pihak sekarang tergantung pada para pihak terdahulu dan ini akan berlangsung secara terus menerus. Oleh karena itu kita menemukan bahwa bisnis yang berhasil dalam masa yang panjang akan cenderung untuk membangun semua hubungan atas mutu, kejujuran dan kepercayaan (Richard Lancaster dalam David Stewart: 1996)